Pages

Selasa, 17 Desember 2013

Pertemuan itu (Fanfict JKT48) terinspirasi oleh: Viny JKT48


Pertemuan Itu


Aku memandang ke arah lapangan basket dari jendela kamarku. Sama seperti hari - hari sebelumnya, aku terfokus pada laki - laki bernomor punggung 12. Sepertinya aku mencintainya. Mencintai orang yang bahkan tidak ku ketahui namanya. Sungguh aneh bukan? Tapi, itulah kenyataannya.

Sebenarnya aku ingin menuju ke lapangan basket itu dan menemuinya. Tapi,  dengan keadaan seperti ini, kurasa itu tak mungkin.
“Kak Viny”, panggil seseorang sambil mengetuk pintu kamarku. Pasti itu adikku, Viddy.
“Masuk aja dy”. Ia masuk ke dalam kamarku.
“Tadi mama nyuruh aku nganterin makanan buat kakak karena kakak belum makan siang. Dimakan ya kak”, ucapnya lalu keluar dari kamarku. Aku langsung mengambil tongkatku lalu berjalan ke arah meja belajarku. Namaku Ratu Vienny Fitrilya, dan aku hanyalah seorang gadis yang sama sekali tidak sempurna.

~~~

Hari ini, aku hanya melakukan kegiatan seperti minggu kemarin. Tapi, kenapa laki – laki itu tidak ada disana? Biasanya setiap hari sabtu jam 4 sore dia selalu bermain basket dengan teman – temannya. Sudahlah, mungkin tuhan tak mengizinkanku untuk melihatnya hari ini.
 “tok tok tok”, seseorang mengetuk pintu kamarku

 “masuk aja”, ucapku singkat, lalu membalik badanku.

 “Hai Vin!”, teriak orang yang masuk.

          "Noell!!", teriakku saat melihat orang yang masuk.

          Noella Sisterina, sahabatku.

          "Tumben kesini?", tanyaku

          "Jadi aku gaboleh kesini? yaudah aku pulang aja", jawabnya.

          "Eh, nggak gitu wel"

          "pingin main aja vin. Terus aku mau ngajak kamu ke suatu tempat"

          "Kemana?"

          "Ke tempat yang bagus. cepetan sana ganti baju!"

          "Iyaaa. Keluar dulu sana!", jawabku sambil mengusir noella. Noella pun keluar dari kamarku. Aku pun segera mengganti bajuku dengan celana jeans selutut, kaos putih dan cardigan. Mungkin baju yang terlalu simpel bagi perempuan remaja jaman sekarang. Tapi, inilah diriku. Simpel.

Setelah selesai mengganti pakaian, aku keluar kamar dan menghampiri Noella.
"Yuk wel!"
"Yuk, supir aku udah nunggu di depan", balasnya.

Kami pun segera menuju ke mobil Noella.
"Kita mau kemana sih wel?", tanyaku ke Noella saat sudah di dalam mobil.
"Rahasia! Pokoknya tempat ya bagus. Kamu pasti suka!", jawabnya yang membuatku makin penasaran.
"Jauh nggak?", tanyaku lagi.
"Nggak kok. Yang jelas masih di Jogja", jawabnya

~~~

Sekitar 30 menit, akhirnya aku dan Noella sampai di tempat yang dimaksud Noella.
"Yuk Vin!", serunya sambil menggandeng tanganku lalu menyeretku ke sebuah taman.
"Eh, pelan - pelan wel. Susah tau", keluhku sedikit.
"eheh. Sori vin", ucapnya lalu memperlambat langkahnya.
"Bagus kaaan?!", tanyanya kepadaku saat sudah sampai taman.
"Ini mah bagus banget wel!", jawabku antusias sambil memandangi seluruh bagian taman.
"Kok kamu bisa nemuin tempat ini wel?", aku beralih ke Noella.
"Duduk dulu yuk Vin", ajaknya sebelum menjawab pertanyaanku sambil menunjuk ke salah satu kursi yang kosong.

"Sebenarnya, yang nemuin taman ini papa aku Vin", Noella mulai menjawab pertanyaanku.
"Setelah papa nemuin taman ini, aku sama keluarga aku sering kesini. Tapi, semenjak mama sama papa yang tambah sibuk sama pekerjaannya, kita jadi jarang kesini"
"Terus, kok kamu tiba-tiba ngajak aku kesini wel?", tanyaku lagi.
" Adik aku gamau diajak kesini, dan aku bosen sendirian di taman. Akhirnya aku ngajak kamu.", jawabnya.
"Lagian, gaenak tau sendirian. Sepi. Aku ngerasa kesepian", lanjutnya dengan raut muka yang agak sedih.
"Kamu gak sendirian kok. Kan ada aku. Aku bakal nemenin kamu", ucapku berusaha menghiburnya lalu merangkulnya.

~~~

Hari ini hari Senin. Hari yang paling sering di benci oleh murid sekolah. Tapi, aku tidak. Toh, semua hari bagiku sama saja. Nggak berwarna. Cuma hitam sama putih. Mungkin cuma keluargaku, Noella dan laki - laki itu yang bisa membuat hidupku berwarna. 
"Vin, udah sampai. Turun sana", suara papa memecahkan lamunanku.
"Eh, makasih pah. Assalamualaikum", ucapku sambil memakai tongkatku lalu turun dari mobil.
"Wa Alaikumsalam"
Aku langsung menuju ke kelasku yang berada di lantai 2. Saat aku baru masuk ke kelas, seorang teman sekelasku menghampiriku.
"Vin, lo udah ngerjain fisika belom?", tanyanya. Dia adalah Sinka, cewek yang paling sering nyontek di kelas.
"Belom, semalem gue gak enak badan jadi gak ngerjain", jawabku sambil terus berjalan. Sebenarnya aku sudah mengerjakannya. Tapi, aku hanya malas memberikan PR-ku padanya.

Aku meletakkan tasku di tempat dudukku yang bersebelahan dengan tempat duduk Noella. Tapi, sepertinya dia belum datang padahal bel masuk sebentar lagi.

"Kriiing"

Well, i guess i'm gonna be alone today.

~~~

Sekarang, aku sudah ada di depan rumah Noella. Ya, aku memutuskan untuk menemuinya saat pulang sekolah.

"Ting tong", aku memencet bel rumah Noella. Aku terdiam di depan pintu rumahnya. Menunggu seseorang membuka pintunya. Setelah sekitar 5 menit aku memencet bel lagi. Tak lama kemudian Noella membuka pintu.

         "Wel, kok tadi gak masuk?", tanyaku langsung. Dia hanya terdiam. Tiba - tiba ia memelukku. Lalu, tiba - tiba ia menangis.

          "Eh, wel kenapa?", tanyaku sedikit panik karena Noella yang tiba - tiba menangis.
          "Mama sama papa vin", jawabnya yang masih terisak.
          "Mendingan duduk dulu deh wel", aku memotong pembicaraan Noella.
          "Yaudah Vin masuk dulu yuk", ajaknya.
          "Tadi pagi, mama sama papa berantem.....", Noella mulai bercerita. Aku hanya mendengarkan sambil membenarkan cardigan yang ku pakai.
"Jadinya gak mood sekolah deh", lanjutnya.
"Aku takut keluarga aku kenapa-napa", ucapnya lalu mulai menangis lagi.
"Udah jangan nangis. Aku bakal selalu ada kok buat kamu", aku coba menghiburnya.
"Bener?", tanyanya.
"Bener. Sampai aku pergi dari dunia ini, aku bakal selalu nemenin kamu kalo kamu kesepian", jawabku meyakinkannya. Lalu, mengulurkan jari kelingkingku. Noella menggantungkan jari kelingkingnya. Membuat janji seperti yang dulu sering kita lakukan.

~~~

Waktu berjalan begitu cepat. Sekarang udah hari Sabtu lagi. Just like another Saturday. Aku hanya menonton laki-laki itu bermain. Mau sampai kapan coba kayak gini terus? Ngeliatin laki - laki yang belom tentu ngeliat ke arah sini. Aku emang mencintainya. Tapi, kalo kayak gini terus malah jadi bosen.
"Hahhh", aku menghembuskan nafasku kencang. Aku berpindah dari tempat duduk ke kasur. Merebahkan badanku diatasnya. Aku mengambil novel yang sedari tadi berada di kasur dan mulai membacanya.

Skip -->

"ting tong ting tong", bel rumahku berbunyi. Dengan terpaksa aku melangkahkan kakiku dan menuju ke pintu depan. Memutar kunci lalu membukakan pintu untuk sang tamu.
"Permisi", ucapnya sopan. Aku mendongakkan sedikit kepalaku, untuk melihat laki - laki yang beberapa centi lebih tinggi dariku. Seketika aku terdiam. Apa yang ia lakukan disini? Laki - laki itu kenapa disini?
"Ehm, mba?", suaranya membuyarkan lamunanku.
"Eh iya, mau cari siapa ya?", tanyaku sedikit gugup.
"Viddy-nya ada?", tanyanya balik.
"Tadi Viddy lagi pergi. Masuk dulu aja", jawab sekaligus ajakku.
"Nggak usah deh, cuma mau balikin bola basket aja kok", ucapnya seraya memberikan bola milik Viddy.
"Kakaknya Viddy ya?", tanyanya saat aku sedang mengambil bola dari tangannya.
"Iya", jawabku singkat.
"Rangga Hermawan, panggil aja Anvva", ucapnya tiba - tiba sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Ratu Vienny Fitrilya, panggil viny aja", jawabku sambil melihat ke arah tanganku. Memberi taunya bahwa aku tak bisa membalas uluran tangannya.
"Nggak apa-apa kok", ucapnya. Pertemuan itu, pertemuan pertamaku dengannya. Saat pertama aku mengenal namanya. Dan pada saat itu aku yakin, bahwa aku jatuh cinta

~~~ The End ~~~