Pages

Jumat, 28 Februari 2014

Rapuh (Fanfict JKT48) Terinspirasi oleh: Lidya dan Viny JKT48


Sumpah ini bukan love story.

~~~

Aku memandang foto di genggaman tanganku. Sebuah foto yang memperlihatkan 2 anak perempuan yang sedang bermain bersama. Ya, satunya adalah aku dan yang satunya lagi adalah sahabatku, Viny.

Aku mengambil beberapa barang lagi dari sebuah box yang dulu Viny berikan. Pikiranku mulai terhanyut ke memori - memori indah masa laluku. Memori yang sengaja ku tinggalkan di dalam pikiranku.

~~~

"Lidya!!! Tolong dorongin ayunannya dong!!", teriak Viny yang saat itu masih berumur 10 tahun.

"Bentar Vin! Aku iket tali sepatu dulu!!", jawabku. Setelah selesai aku segera berlari menuju ayunan yang sudah Viny duduki. Aku mulai mendorong ayunan dengan tanganku.

"Vin, udah ya. Aku capek", keluhku setelah 10 menit mendorong ayunan.
"Yah... Yaudah deh", balasnya.
"Lidya, bantuin bangun dong", pintanya.
"Iya vin", jawabku sambil mengambil tongkat milik Viny yang ditaruhnya disamping ayunan. Lalu, membantunya untuk bangun dari ayunan. Ya, Viny memang tidak sesempurna anak - anak lainnya. Ia membutuhkan tongkat untuk berjalan.
"Maaf ya lid, aku ngerepotin kamu terus", ucapnya dengan wajah sedih.
"Nggak kok vin. Lagian itu gunanya teman kan. Sekarang pulang yuk udah jam 5", balasku berusaha menghiburnya.
"Yuk"
~~~

"Viny!!!", teriakku sambil berlari kala melihat Viny yang saat itu masih berseragam putih - biru. Ia langsung berhenti dan berbalik ke arahku.
"Kenapa Lid?", tanyanya dengan muka bingung. 
"Gapapa kok Vin. Cuma mau ngasih ini", ucapku sambil memberikan sebuah scrapbook kepada Viny.
"Ini apaan Lid? Scrapbook", tanyanya sambil membolak - balikan scrapbook tersebut.
"Iya! Tentang kita berdua", jawabku.
"Wahh, makasih ya Lid. Kamu yang bikin?", tanyanya antusias.
"Iya. Maaf ya kalo jelek", balasku.
"Kringggg"
"Udah bel Vin yuk ke kelas", ajakku. Viny hanya membalas ucapanku dengan anggukan

~~~

            Siang itu, terik matahari sedang panas – panasnya menyinari bumi. Tapi, hal itu tidak mengurangi semangat anak – anak SMP yang sedang melakukan pentas seni. Termasuk aku dan Viny.
“Lid, bisa ke rumahku sebentar nggak?”, tanya Viny setelah acara selesai.
“Bisa kok Vin. Mau ngapain emangnya?”, jawab sekaligus tanyaku.
“Mau ada yang aku omongin dan ada sesuatu yang mau aku kasih ke kamu”, terangnya.

Skip -->

“Tunggu bentar ya Lid”, ucap Viny lalu mulai mencari sesuatu di meja belajarnya. Setelah ia menemukan benda yang dicarinya, ia membuka lemari dan mengambil sesuatu di dalamnya.
“Vin, ini kok banyak kardus?”, tanyaku setelah menyadari adanya hal sedikit janggal di kamar Viny. Viny tak menjawab pertanyaanku melainkan duduk di sebelahku.
“Waktu itu kan kamu ngasih aku scrapbook. Sekarang aku juga mau ngasih buat kamu”, ucapnya sambil memberi scrapbook ber-cover warna biru muda.
“Dan ini, hadiah ulang tahun buat kamu”, lanjutnya dengan lirih. Sejenak aku hanya membalasnya dengan tatapan bingung. Ulang tahunku bulan Agustus, sedangkan sekarang masih bulan Juni.
“Nggak kecepetan Vin?”
“Besok aku mau pindah ke Jogja lid”, jawabnya singkat.
“Kok baru bilang sekarang Vin?”, tanyaku.
“Maaf”, balasnya sambil menduduk. Sejenak terjadi keheningan antara kita berdua. Aku masih mencoba mencerna kejadian ini.
“Makasih buat semuanya Lid. Maaf, aku selalu ngerepotin kamu”, Ucap Viny memecah keheningan.

~~~

“I want you! I need you! I love you!”, ringtone hpku menyadarkan lamunanku. Aku segera menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan.
“Lidya, jangan lupa ya nanti ada latihan”, ucap orang di seberang telepon.
“Iya kak. Aku datang kok”, jawabku.
“Sip”

Sambungan pun terputus dengan sendirinya.
Vin, apa kamu tahu diriku yang sekarang. Aku sudah menjadi salah satu bagian dari idol group kesukaanmu, JKT48. Aku sudah dikenal banyak orang Vin, seperti harapanku dulu. Tapi dibalik semua ini, aku hanya kertas rapuh yang masih membutuhkan kamu.

~~~The End~~~



Alhamdulillah nggak ngaret. hahaha

Sabtu, 22 Februari 2014

Dare to Dream

"Hey, apa kamu punya mimpi", tanya orang di sebelahku tiba - tiba, sahabatku.
"Ya tentu, semua orang pasti punya mimpi. Baik kecil maupun besar. Memang kenapa?", Jawab dan tanyaku.
"Aku merasa bahwa aku tidak punya mimpi", jawabnya. Aku berpikir sejenak untuk membalas pertanyaannya.
"Mungkin kamu bukan tidak punya, melainkan belum punya. Aku yakin suatu saat kamu akan menemukannya", balasku.
"Ngomong - ngomong, apa mimpimu", tanyanya.
"Aku ingin menjadi seorang designer terkenal suatu saat nanti dan semua orang akan mengenalku!", jawabku sambil membayangkan diriku di masa depan.
"Enak ya punya mimpi. Aku terlalu takut untuk bermimpi. Kalau misalnya nanti mimpiku tak tercapai, pasti aku akan kecewa", ucapnya dengan raut muka sedih.
"Jangan pernah takut untuk bermimpi. Mungkin bisa saja mimpimu gagal. Tapi dibalik mimpi itu masih ada mimpi - mimpi yang lain!", hiburku sambil merangkulnya


"Everybody have their dream. If you're not maybe you haven't find it yet"
"Never afraid to dreaming"

~~~

Ini cerpen apa apaan pendek banget

Rabu, 19 Februari 2014

Menghitung Hari

FYI, this is not a fanfict. Enjoy~~~

~~~

Aku mencoret satu tanggal lagi di kalenderku. 11 Januari 2014.

'Hahh, udah hampir 2 tahun ya'

Ya, sudah 2 tahun aku menunggunya. Menunggu hal yang tidak pasti akan datang. Kamu berjanji akan kembali. Tapi, sudah hampir 2 tahun dan kamu belum kembali.

Aku mengambil buku sketsa dan pensil yang ada di meja. Lalu, keluar dari rumah dan menuju ke sebuah taman. Taman, dimana ia berjanji akan menemuiku lagi.

'Belum datang juga ya', pikirku.

Aku mengeluarkan buku sketsaku dan memangkunya. Mulai menarik garis demi garis dengan pensil. Hingga akhirnya tercipta sebuah gambar. Aku beralih pada jam di pergelangan tanganku. Sekarang sudah menunjukkan pukul 5.15. Aku menutup buku sketsaku dan mulai meninggakan bangku. Ya, aku kembali ke rumah dengan rasa kecewa. Siapa sih yang tidak kecewa? Menunggu 2 tahun tanpa ada kepastian alias 'digantungin'.

~~~

12 Januari 2014, 14.30 WIB
Aku keluar dari pintu gerbang sekolah. Segera menuju taman dengan tubuh yang masih berbalut seragam dan tas dibahu. Sesampainya disana aku segera mencari buku sketsa di dalam tas. Tapi, setelah beberapa lama mencari aku juga tak dapat menemukannya. Sepertinya, buku sketsaku tertinggal di sekolah. Aku segera berpindah ke ayunan yang tidak terlalu jauh dari tempatku berada. Aku meletakkan tas sekolahku di samping ayunan. Aku mulai mengayunkan ayunan untuk menghilangkan rasa jenuhku.

Tak lama kemudian, seorang laki - laki berpostur tinggi duduk di ayunan di sebelahku. Kemudian, melakukan hal yang sama sepertiku.

"Udah lama nunggunya?", tanyanya. Aku bingung sejenak.
"Kemana aja lo? Gue nungguin lama banget tau", ucapku setelah menyadari siapa dia. Ya, dia adalah orang yang kutunggu selama ini.
"Maaf, sebenarnya gue udah sampai dari beberapa hari lalu. Tapi gue sengaja nggak nyamperin lo. Gue nunggu supaya pas 2 tahun", jawabnya cukup panjang. Aku terdiam, tidak menanggapi jawabannya.
"Gue udah nepatin janji gue kan?", tanyanya. Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku hanya memeluknya dan melepaskan semua rasa rinduku.
"Gue kangen sama lo!", ucapku akhirnya.

~~~The End~~~

Pendek banget ya?